Agus Suwandy: Kurban dari Presiden Adalah Teladan Pengabdian

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kaltim, Agus Suwandy
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kaltim, Agus Suwandy saat mendapingi Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menyampaikan hewan kurban, Sabtu (7/6/2025)

Samarinda – Dalam semangat Hari Raya Idul Adha yang penuh makna, Agus Suwandy, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kalimantan Timur dan Ketua Fraksi Gerindra, menekankan bahwa esensi berkurban bukan hanya soal jumlah atau nilai hewan yang disumbangkan, tetapi tentang jiwa pengabdian dan ketulusan dalam melayani.

“Jangan dilihat nilainya. Yang paling penting adalah semangatnya bisa menular ke semua pihak untuk melaksanakan pengorbanan, tidak hanya dalam bentuk hewan kurban, tetapi juga pengorbanan dalam bernegara,” kata Agus saat ditemui di Kantor DPD Gerindra Kaltim, Sabtu (7/6/2025).

Ia menilai bantuan 13 ekor sapi kurban dari Presiden Prabowo Subianto ke Kalimantan Timur sebagai wujud nyata dari kepemimpinan yang meneladani nilai-nilai pengorbanan. Tahun lalu, bantuan serupa hanya satu ekor dan hanya untuk provinsi. Tahun ini, lonjakan signifikan bantuan tersebut menjadi simbol peningkatan perhatian terhadap masyarakat daerah.

“Contoh konkret dari pengorbanan dalam konteks bernegara adalah bagaimana kita semua, termasuk para pemimpin, harus ikhlas menanamkan rasa melayani masyarakat dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,” lanjut Agus.

Sapi-sapi kurban tersebut, masing-masing berbobot di atas 800 kilogram, diawasi ketat oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur. Kepala DPKH, Fahmi Himawan, memastikan bahwa penyaluran sapi dilakukan sesuai permintaan dan kesiapan panitia kurban di masing-masing masjid.

“Jika panitia menginginkan sapi dikirim H-1, maka kami antarkan saat itu juga. Tapi bila diminta lebih awal, peternak tetap bertanggung jawab menjaga kesehatan hewan hingga waktu penyembelihan,” jelas Fahmi.

Sapi-sapi tersebut merupakan jenis unggulan seperti limosin, simmental, dan brangus. Beberapa kabupaten yang tidak memiliki sapi berstandar nasional, seperti Mahulu, menerima dua ekor sapi lokal agar bobot total tetap mencukupi.

Fahmi menambahkan, harga maksimal sapi ditetapkan Rp100 juta. Namun dalam pelaksanaannya, negosiasi antara peternak dan tim Presiden tetap menjadi penentu akhir, bukan pemerintah daerah.

Langkah ini mencerminkan kesinambungan antara nilai-nilai keagamaan dan penguatan kedaulatan peternakan lokal. Selain sebagai bentuk kepedulian sosial, program kurban dari Presiden juga memperkuat ekonomi rakyat melalui pemberdayaan peternak daerah.

Dengan semangat kurban yang lebih luas, Agus Suwandy mengajak seluruh elemen bangsa meneladani nilai keikhlasan dalam bekerja dan mengabdi, seperti halnya semangat Idul Adha yang mengajarkan tentang ketulusan dalam memberi. (ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *