Syarkowi: Edukasi Sanitasi Jadi Kunci Jaga Lingkungan Bersih di Kaltim

Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry
Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry

Samarinda – Sungai bagi masyarakat Kalimantan Timur bukan sekadar aliran air, tetapi juga bagian dari tradisi hidup. Namun, budaya ini kini menghadapi tantangan baru seiring upaya menjaga kebersihan lingkungan melalui pembangunan fasilitas MCK yang layak. Dalam momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, isu perubahan perilaku masyarakat menjadi sorotan penting.

Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry, menilai bahwa tantangan utama bukan hanya menyediakan fasilitas MCK, tetapi bagaimana mendorong masyarakat benar-benar mau menggunakannya.

“Pembangunan MCK yang layak sebenarnya adalah bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan. Tapi tantangannya adalah bagaimana mendorong masyarakat beralih dari kebiasaan lama ke perilaku sanitasi yang lebih sehat,” ujar Sarkowi saat menghadiri acara di Olah Bebaya, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Senin (23/6/2025) yang lalu.

Menurutnya, sebagian masyarakat masih menjadikan sungai sebagai tempat buang air dan mandi karena faktor kebiasaan yang telah turun-temurun. Kondisi ini tak lepas dari kedekatan budaya masyarakat Kaltim terhadap sungai yang menjadi pusat kehidupan sejak lama.

“Kita ini secara budaya memang sangat dekat dengan sungai. Itu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Maka edukasi sangat diperlukan agar mereka bisa bergeser dari kebiasaan menggunakan sungai ke MCK yang lebih bersih,” jelasnya.

Sarkowi mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang terus membangun fasilitas MCK di berbagai wilayah, baik melalui program dinas maupun bantuan sosial. Namun, ia mengingatkan pentingnya pendekatan sosial dan budaya dalam program-program sanitasi.

“Pemerintah sudah berusaha menyediakan MCK yang layak, dan itu patut kita apresiasi. Tapi harus ada pendekatan sosial juga. Kita tidak bisa hanya bangun lalu berharap semua orang langsung pakai. Harus ada edukasi terus-menerus,” tegasnya.

Ia mengibaratkan perubahan ini seperti peralihan dari penggunaan telepon koin ke ponsel. Perubahan perilaku tidak bisa instan, melainkan membutuhkan proses yang konsisten.

Sebagai legislator dari Kutai Kartanegara, Sarkowi mendorong pendekatan komunitas diperkuat agar pesan-pesan hidup bersih dan sehat bisa lebih mengakar.

“Kalau budaya ini bisa kita geser pelan-pelan, saya yakin akan ada perubahan signifikan. Lingkungan akan lebih bersih, dan masyarakat juga akan lebih sehat,” tutupnya. (ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *