PT BBA Bantah Gusur Sawit Warga, Tegaskan Lahan Sah Milik Perusahaan

Berau – PT Berau Bara Abadi (BBA) angkat bicara terkait pemberitaan salah satu media yang menyebut perusahaan melakukan penggusuran kebun sawit milik warga di Desa Gunung Sari, Kecamatan Segah. Humas PT BBA, Syahrial, menegaskan informasi tersebut tidak benar dan terkesan sepihak.

Menurutnya, lahan yang diklaim milik Sukardi justru merupakan areal resmi PT BBA yang sudah dibebaskan sejak tahun 2012–2013 dengan dasar surat pelepasan tanah yang sah dari pemerintah kecamatan. “Kami sudah jelaskan dari awal, lahan tersebut mutlak milik PT BBA. Bahkan sejak 2012 bersama Muspika kami sudah memberi teguran kepada Pak Sukardi, bahwa areal yang digarapnya adalah lahan yang sudah dibebaskan oleh perusahaan,” jelas Syahrial, Rabu (10/9/2025).

Syahrial menyayangkan langkah Sukardi yang tiba-tiba melaporkan PT BBA ke DLHK tanpa berkoordinasi lebih dulu dengan pihak perusahaan. “Padahal dari awal kami sudah sampaikan, jika ada masalah lahan, mari kita duduk bersama mencari jalan terbaik. PT BBA tidak serta-merta merusak kebun sawit, apalagi lahan tersebut secara hukum sah milik perusahaan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa PT BBA selalu mengedepankan prinsip kekeluargaan dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar tambang. “Kami ingin hidup berdampingan, baik dengan warga maupun perkebunan sawit yang ada. Kehadiran PT BBA di lima kampung – Gunung Sari, Bukit Makmur, Pandan Sari, Siduung, dan Batu Rajang – selama ini justru memberi dampak positif,” ujarnya.

Sejak beroperasi, PT BBA telah banyak merekrut tenaga kerja lokal dari kampung sekitar. Selain itu, perusahaan juga mendorong pertumbuhan usaha kecil masyarakat melalui program CSR, sehingga daya beli warga meningkat. “Banyak warga yang merasa terbantu, mereka tidak perlu lagi mencari kerja ke luar kampung karena kami prioritaskan perekrutan lokal,” tambahnya.

Sejumlah warga pun membenarkan hal tersebut. Mereka mengaku kehadiran PT BBA telah membuka peluang kerja, meningkatkan pendapatan, dan memberi kontribusi nyata bagi pembangunan desa. “Secara tidak langsung, perusahaan ini juga berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Maka sudah seharusnya iklim investasi di Berau kita jaga bersama,” pungkas Syahrial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *