PAMEKASAN – Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 tahun 2025 Republik Indonesia, PLN UP3 Madura menyalurkan santunan kepada 40 orang guru ngaji.
Penyaluran santunan kepada 40 orang guru ngaji tersebut tersebar di empat kabupaten di Pulau Madura yang berlangsung dari hari Senin hingga Selasa 28 s/d 29 Juli 2025.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen PLN untuk menebar semangat kemerdekaan melalui aksi nyata di tengah masyarakat.
Santunan yang disalurkan dilakukan secara door to door oleh para pegawai Unit Layanan Pelanggan (ULP) di masing-masing wilayah, menyasar langsung ke rumah para guru ngaji yang selama ini telah mengabdikan diri mendidik generasi muda dalam bidang moral dan spiritual.
Sebanyak 10 guru ngaji di setiap kabupaten menerima bantuan berupa uang tunai sebesar Rp1.000.000 per orang guru ngaji.

Dana santunan ini bersumber dari Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN, yang merupakan pengelolaan zakat dari para pegawai PLN. Penyerahan dilakukan secara langsung agar kehangatan silaturahmi dan rasa terima kasih benar-benar sampai kepada para penerima.
Disampaikan oleh Manager PLN UP3 Madura, Fahmi Fahresi, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan membantu secara materi, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi para guru ngaji dalam membangun masyarakat yang berkarakter dan berakhlak.
“Di momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ini, kami ingin menegaskan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya soal sejarah dan simbol, tetapi juga tentang keberpihakan pada mereka yang setiap hari memperjuangkan nilai-nilai luhur di tengah masyarakat. Guru ngaji adalah pilar penting dalam pendidikan moral bangsa, dan sudah sepantasnya mendapat perhatian,” kata Fahmi pada media.
Ia menambahkan bahwa PLN tidak hanya hadir melalui pelayanan kelistrikan, tetapi juga ingin terlibat aktif dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai BUMN dan semangat membangun Indonesia dari pinggiran, ujarnya Kamis 31/7/2025..
Melalui program ini, PLN berharap masyarakat dapat merasakan bahwa energi tidak hanya berasal dari kabel dan tiang listrik, tetapi juga dari empati, penghargaan, dan keberpihakan terhadap mereka yang berkontribusi secara sunyi namun berdampak besar bagi masa depan bangsa, harapannya.
Penulis: Shores