SANGATTA – Upaya mencetak generasi Qurani di Kutai Timur (Kutim) mendapatkan suntikan energi baru. Di tengah tantangan zaman yang sarat dengan distraksi digital, sebanyak 61 guru Al-Qur’an dari SDIT 1, SDIT 2, dan SMPIT Darusalam Kutim mengikuti pelatihan intensif Metode Ummi selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 26-27 Juli 2025. Bertempat di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Kutim, kegiatan ini diinisiasi oleh Darusalam Quran Center (DQC) sebagai bagian dari strategi besar membumikan Al-Qur’an melalui pendidikan.
Dengan tema “Membina Generasi Qurani dengan Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan”, pelatihan ini bukan sekadar program peningkatan keterampilan teknis. Lebih dari itu, ini adalah gerakan membentuk karakter pendidik Qurani yang tidak hanya cakap mengajar, tetapi juga menginspirasi dengan keteladanan.
Metode Ummi sendiri dikenal sebagai pendekatan pembelajaran Al-Qur’an yang sistematis, menyenangkan, dan berbasis tartil. Mengedepankan ketepatan bacaan serta adab dalam membaca dan mengajarkan Al-Qur’an, metode ini telah digunakan secara luas di berbagai kota di Indonesia, dan kini mulai mengakar di Kutim melalui Yayasan Darusalam.
Pelatihan ini menghadirkan empat narasumber berkompeten, termasuk Ustaz H Ahmad Syahrani dari UMMI Kutim, serta dua pemateri dari Bontang, Ustazah Quni Mualimin dan Ustazah Karsih. Para pemateri memberikan pembekalan teknik bacaan tartil yang benar, strategi penyampaian yang menyentuh hati, hingga cara menanamkan nilai-nilai spiritual dalam proses pembelajaran.
“Ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah,” ujar Ustaz Gatot Suwoko, Koordinator DQC dalam laporannya. Ia menegaskan bahwa kualitas pendidikan Al-Qur’an sangat ditentukan oleh kualitas guru, baik dari sisi teknis maupun akhlak. Karena itu, DQC berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pelatihan berkelanjutan.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Dalam sambutannya saat menutup kegiatan, Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman menyampaikan apresiasinya terhadap para guru yang telah bersedia meluangkan waktu untuk terus belajar dan mengasah kapasitas diri.
“Sejak 2023, Pemkab Kutim telah mengambil langkah konkret dengan memperkuat pelajaran Al-Qur’an dalam kurikulum pendidikan agama di sekolah. Ini adalah bagian dari visi besar kita untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga tangguh secara spiritual,” jelas Bupati.
Salah satu pemantik semangat peserta adalah pernyataan dari Ustaz Hadiyatulloh, perwakilan Pimpinan Ummi Daerah. Ia menyebut Yayasan Darusalam sebagai pelopor penggunaan Metode Ummi di Kutim, dan berharap langkah ini menjadi pintu gerbang lahirnya lebih banyak pendidik Qurani yang berakhlak mulia. “Semoga guru-guru dapat terus membumikan Al-Qur’an di lingkungannya masing-masing,” ujarnya.
Antusiasme para peserta terlihat dari semangat mereka mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari materi teori hingga praktik membaca tartil. Tak sedikit yang menyatakan bahwa pelatihan ini membuka cakrawala baru dalam cara mereka mengajarkan Al-Qur’an di kelas.
Dengan pelatihan ini, harapan besar disematkan: lahirnya generasi muda Kutim yang cinta Al-Qur’an, fasih membaca dengan tartil, serta berakhlak Qurani. Dan semuanya dimulai dari para guru yang terus belajar, membimbing dengan cinta, dan menginspirasi lewat teladan.(*)