Samarinda – Seperti oase di tengah padang, penyerahan penghargaan “Gratispol Umroh” dan insentif untuk guru agama di Plenary Hall Gelora Kadrie Oening hari ini menunjukkan kecepatan dan kematangan program Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim di awal kepemimpinan 2025. Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Firnadi Ikhsan, memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan janji kampanye ini yang sudah terealisasi dengan cepat.
Firnadi mengungkapkan bahwa program tersebut merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah untuk menghargai marbot dan petugas rumah ibadah serta guru agama. “Ini bukti kerja janji kampanye Program Gubernur dan Wakil Gubernur yang bisa direalisasikan lebih cepat di awal pemerintahan tahun 2025,” katanya. Ia menambahkan bahwa hal ini menunjukkan kematangan program dan kesiapan perangkat pelaksana di Provinsi Kaltim.
Menurut Firnadi, pemberian penghargaan gratispol umroh yang menyasar marbot dan petugas rumah ibadah serta program jospol insentif bagi guru agama bukan semata bentuk penghargaan, melainkan bentuk kepekaan pemimpin terhadap peran penting para pendidik dan pengelola tempat ibadah dalam pembentukan karakter dan sumber daya manusia. Banyak dari mereka selama ini tidak tersasar atau tercover oleh program pembangunan, sehingga perhatian khusus ini sangat berarti.
Selain Firnadi, Ketua Fraksi PKS DPRD Kaltim juga memberikan dukungan terhadap program ini. Ia berharap agar program dapat berjalan lancar sepanjang periode kepemimpinan dan memberikan manfaat luas. “Seiring upaya pemerintah daerah provinsi meningkatkan pendapatan daerah, maka potensi tersedia dana lebih banyak dan bisa memberikan lebih banyak lagi jumlah penerima manfaat,” ujarnya.
Pemerintah daerah Kaltim memang tengah meningkatkan sumber pendapatan agar program sosial dan keagamaan dapat diperluas cakupannya. Dana insentif dan fasilitas umroh gratis kepada marbot dan guru agama dinilai sebagai langkah strategis dalam membangun SDM berbasis moral dan spiritual. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan karakter bangsa yang berakar pada nilai-nilai agama dan kultural lokal.
Program ini juga mendapat sambutan positif dari masyarakat. Beberapa marbot dan guru mengaku merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkontribusi melayani umat dan mendidik generasi muda. Mereka berharap agar program seperti ini tidak hanya berlangsung sekali, tetapi menjadi agenda rutin provinsi.
Dengan nyata hadirnya insentif dan penghargaan gratispol umroh, Provinsi Kaltim menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga pemberdayaan SDM keagamaan. Semoga komitmen ini menjadi fondasi bagi pemerataan dan keberlanjutan program di masa depan. (ADV).