Samarinda – Di tengah bayang-bayang dominasi sektor migas dan batu bara, Firnadi Ikhsan, anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, mengajak semua pihak melihat potensi tersembunyi Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai peluang emas untuk memperluas Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ketua Fraksi PKS ini menegaskan pentingnya diversifikasi ekonomi demi menghadapi ketidakpastian harga komoditas ekstraktif.
Dalam pernyataannya pada Senin (26/5/2025) di Gedung DPRD Kaltim, Firnadi menyoroti luasnya lahan yang dimiliki Kukar sebagai kekuatan besar yang belum dimaksimalkan. Ia menyebut sektor perkebunan, khususnya kelapa, sebagai alternatif menjanjikan yang ramah lingkungan dan terus naik daun di pasar global.
“Saya kira selain Migas atau Batubara, perkebunan jadi primadona di kita ya. Kita punya luasan lahan yang cukup untuk perkebunan, baik sawit maupun komoditas lain,” katanya.
Ia menambahkan bahwa komoditas seperti kelapa bisa menjadi ujung tombak dalam memperkuat struktur ekonomi daerah yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Tak hanya itu, Firnadi juga menekankan pentingnya pengembangan sektor perikanan dan peternakan di Kukar. Menurutnya, potensi tersebut bisa diubah menjadi kekuatan ekonomi baru jika dikelola dengan profesionalisme dan pendekatan pasar yang tepat.
Ia juga menyinggung peluang yang terabaikan dalam industri hilir dari migas dan batu bara, yang selama ini hanya dinikmati pada sektor hulu.
“Potensi migas itu juga harusnya fokus pada jasa dan usaha-usaha turunan dari apa yang kita miliki. Misalnya usaha turunan migas, usaha turunan batu bara yang hari ini tidak banyak kita manfaatkan,” ujarnya tegas.
Firnadi mengungkapkan sejumlah contoh seperti pengolahan limbah tambang, penyediaan suku cadang dan alat berat, serta pengembangan pelatihan tenaga kerja bersertifikat sebagai peluang ekonomi baru yang dapat mendorong kemandirian fiskal daerah.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan pelaku usaha dalam merumuskan strategi pembangunan berbasis potensi lokal.
“Kita tidak bisa terus mengandalkan sumber daya alam yang terbatas. Harus ada keberanian untuk membangun sektor lain yang lebih menjanjikan dan berkelanjutan,” tutupnya.
Dengan mendorong sektor alternatif dan industri hilir, Kukar dinilai punya peluang besar untuk membangun ekonomi inklusif dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang makin menipis. (ADV).