Blog  

Fakultas Ushuluddin Universitas Annuqayah Sumenep Kunjungi Lapas Narkotika Pamekasan

PAMEKASAN, Nwescakrawala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pamekasan menerima kunjungan Universitas Annuqayah Fakultas Ushuluddin Sumenep dalam rangka kunjungan studi lapangan.

Sebanyak 25 Mahasiswa Universitas Annuqayah Fakultas Ushuluddin Sumenep berkunjung ke Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan didampingi Nuzulul Khair, S.Psi., M.A dosen pengampu mata kuliah Tasawuf dan Psikoterapi.

Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Kepala Lapas Narkotika Pamekasan, Kusnan, didampingi beberapa pejabat struktural lapas.

 Kegiatan studi lapangan Universitas Annuqayah Fakultas Ushuluddin Sumenep berlangsung di aula pertemuan pada Jumat (04/7/2025)

 Nuzulul Khair dalam pemaparannya menyampaikan bahwa kegiatan studi lapangan ini merupakan bentuk nyata dari proses pembelajaran aktif yang bertujuan agar mahasiswi dapat melihat dan memahami langsung praktik di lapangan, khususnya yang berkaitan dengan keilmuan yang mereka pelajari di kelas.

“Selama ini mereka mempelajari teori tentang pendekatan tasawuf dalam psikoterapi dan dinamika jiwa manusia dari sisi spiritual. Dengan melihat langsung kondisi sosial dan psikologis para warga binaan serta sistem pembinaan di lapas, diharapkan wawasan mereka akan lebih terbuka dan mendalam,” jelas Nuzulul Khair ditengah tengah pemaparannya.

Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan, Kusnan, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kepercayaan pihak kampus yang menjadikan Lapas Narkotika Pamekasan sebagai lokasi studi lapangan. Beliau menyambut baik kegiatan ini dan berharap para mahasiswi dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

“Silakan gali sebanyak mungkin informasi, jangan ragu untuk bertanya dan berdiskusi dengan para petugas maupun warga binaan. Di sini, kalian bisa melihat secara langsung bagaimana pembinaan dilakukan, termasuk program rehabilitasi berbasis spiritual dan psikologis yang erat kaitannya dengan materi yang kalian pelajari di kampus,” kata Kalapas.

Pemaparan dilanjutkan oleh bidang program rehabilitasi,  Hairul Rasyid dan Moh. Sulistiyo menjelaskan berbagai bentuk program pembinaan yang diterapkan di Lapas Narkotika Pamekasan, mulai dari rehabilitasi medis dan non-medis, kegiatan pembinaan kerohanian, keterampilan, hingga layanan psikososial.

 “Fokus utama dalam pemaparan tersebut adalah bagaimana pendekatan psikologis dan spiritual dilakukan terhadap warga binaan, terutama yang memiliki latar belakang penyalahgunaan narkotika,” katanya..

Setelah sesi diskusi selesai, rombongan mahasiswi melakukan observasi langsung ke beberapa area strategis di dalam lapas diawali dengan kunjungan ke ruang Screening Program Rehabilitasi, di mana mahasiswi melihat proses asesmen awal terhadap warga binaan sebelum mereka mengikuti program pembinaan. Mereka juga mengunjungi Wartelsus (Warung Telekomunikasi Khusus) yang memungkinkan warga binaan berkomunikasi dengan keluarga secara terbatas dan terpantau, sebagai bagian dari pendekatan pembinaan berbasis kekeluargaan.

Selanjutnya, para mahasiswi meninjau poliklinik lapas, tempat pelayanan kesehatan dasar bagi warga binaan. Tidak hanya itu, mereka juga menyaksikan langsung aktivitas di Dapur Sehat Lapas, di mana para warga binaan dilibatkan secara aktif dalam proses pengolahan makanan, sebagai bagian dari pembinaan kemandirian dan tanggung jawab sosial.

Salah satu momen yang paling berkesan dalam kegiatan ini adalah ketika mahasiswi diberikan kesempatan untuk mewawancarai langsung beberapa warga binaan.

 Dalam wawancara tersebut, mereka menggali pengalaman pribadi, proses rehabilitasi, serta dampak program pembinaan terhadap kehidupan para narapidana. Interaksi ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana pendekatan kejiwaan dan spiritual mampu membantu proses pemulihan dan reintegrasi sosial warga binaan.

Memungkasi kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi foto bersama antara rombongan kampus dan jajaran petugas Lapas Narkotika Pamekasan sebagai bentuk dokumentasi sekaligus kenang-kenangan atas sinergi yang terjalin.

Kunjungan para mahasiswi ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswi, tetapi juga menjadi bentuk keterbukaan dan edukasi dari pihak lapas kepada masyarakat akademik mengenai sistem pemasyarakatan dan program rehabilitasi yang sedang dijalankan.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan lahir generasi akademisi yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan pemahaman nyata terhadap dinamika kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan, Pungkasnya.(An)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *