Darlis Pattalongi: Pendidikan Karakter Harus Jadi Prioritas

Darlis Pattalongi, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim
Darlis Pattalongi, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim

Samarinda – “Kepandaian tanpa adab hanyalah kehampaan.” Pernyataan tegas ini dilontarkan Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Darlis Pattalongi, saat menanggapi maraknya konten penyimpangan perilaku seksual di media sosial yang kini menjadi perhatian publik.

Menurut Darlis, keberadaan grup-grup menyimpang yang beredar di media sosial, termasuk yang mengarah pada perilaku seks menyimpang hingga seks sedarah, mencerminkan adanya krisis moral serius. Salah satu kasus saat ini sedang ditangani Polda Metro Jaya, namun anggotanya tersebar di berbagai kota.

“Sekarang marak grup menyimpang di media sosial yang mengarah pada perilaku seks menyimpang, termasuk seks sedarah. Kasusnya sedang diusut, tapi anggotanya tersebar di mana-mana,” ungkap Darlis beberapa waktu lalu.

Ia menegaskan bahwa fenomena ini tidak bisa semata-mata menyalahkan teknologi. Justru, sistem pendidikan dan pola asuh dinilai perlu dievaluasi. Menurutnya, anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama belum layak memiliki akun media sosial karena rawan disalahgunakan.

“Sebetulnya rumus yang diterapkan di medsos adalah, jangan bicara sama orang tak dikenal, tapi kadang itu kan sulit dipatuhi anak-anak,” ujarnya.

Darlis menyerukan agar orang tua berperan aktif dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka.

“Orang tua berkewajiban mengawasi anaknya dengan siapa berkomunikasi melalui media sosial,” tambahnya.

Lebih jauh, Darlis menyoroti sistem pendidikan nasional yang selama ini terlalu menitikberatkan pada capaian akademik, tetapi mengabaikan pendidikan karakter dan adab.

“Sistem pendidikan kita itu lebih berorientasi kepada prestasi akademik. Persoalan adab itu cenderung dinomorsekiankan. Padahal, karakter itu jauh lebih penting,” jelasnya.

Ia menyebut keberhasilan akademik akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan karakter yang kuat. Darlis mengapresiasi langkah pemerintah pusat yang mulai menerapkan program sekolah berbasis karakter seperti Garuda Transformasi.

“Kita sadar, sistem pendidikan kita harus disesuaikan. Kalau tidak, kita akan digilas oleh arus perkembangan teknologi dan budaya digital,” pungkasnya.

Darlis mengajak semua pihak, khususnya dunia pendidikan dan keluarga, untuk kembali menanamkan nilai-nilai etika, sopan santun, dan moralitas kepada generasi muda sebagai pondasi membangun masa depan yang lebih baik. (ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *