MADIUN,Newscakrawala.id
Jelang momentum Hari Raya Idul Adha (hari raya Qurban) 1445 H, mantan wartawan media Online beralih profesi.
Pasalnya, di momentum ini dia tak ingin menyia-nyiakan untuk mengais rezeki sepanjang sebelum jatuhnya hari raya Idul Adha yang akan jatuh pada tanggal 16-17 Juni 2024 mendatang.
Pria kelahiran Kabupaten Madiun Jawa Timur, bernama Kusnawan 45 tahun asal Desa Karena, Kecamatan Karena Kabupaten Madiun Jawa Timur, mengaku banting setir bakul sambil Idul Adha, Jumat 14/6/2024.
” Ia banting setir menjadi penjual kambing (hewan) Idul Adha untuk mengais rejeqi dan tidak lagi menggeluti di media online di Madiun,” ujarnya pada media ini.
Kusnawan mengaku, sebelumnya dirinya aktif menjadi wartawan di salah satu media online di Madiun. Ia sudah 10 hari membuka lapak (tempat) bagi puluhan ekor kambing yang dijualnya. Lapak yang dibukanya berada di pinggir Jalan Diponegoro, Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Kata Kusnawan, dagangan kambing Qurban nya ini tergolong laris, sebab dirinya menerapkan pola berdagang nya mengambil keuntungan sedikit di setiap ekor kambing. Dengan untung sedikit ini mengakibatkan membludak nya konsumen pembeli. Mendingan untung sedikit tetapi konsumen banyak daripada untung banyak peminat konsumen nya hanya satu atau dua, ungkapnya.
” Saya memilih untung sedikit ini agar peminat konsumen hewan Qurban ini membludak, dibandingkan dengan keuntungan banyak namun peminat konsumen hewan Idul Adha ini hanya satu atau dua orang,” sebutnya.
Kusnawan menjelaskan, sudah puluhan ekor kambing Qurban yang sudah terjual, lakunya hewan ini sejak membuka usahanya yang baru sepuluh hari beralih penjual Kambing.
” Kambing yang dia jual dipatok dengan harga berkisaran Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta dan harga tersebut terbilang lebih murah dibanding dengan penjual lainnya dan inilah yang menyebabkan lapaknya banyak minat pembeli.Jadi, untuk memikat para konsumen pembeli hewan tidak usah mencari keuntungan banyak banyak yang intinya tidak rugi,” tuturnya pada media ini.
Untuk menopang usahanya, ia memperkerjakan dua orang tenaga lokal. Dua pekerja itu dibayar Rp. 75 ribu per hari, mendapat dua kali makan dan rokok. Mereka bertugas merawat kambing,membersihkan kandang, membuang kotoran, memandikan kambing, menjaga kambing saat tengah malam dan kegiatan terkait lainnya, jelasnya.
Sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak, dia membeli dari petani setempat dengan harga Rp. 80 ribu per sepeda motor. Lantaran jumlah ternaknya banyak, seharinya dia bisa memesan 4 angkut motor pakan ternak, ucapnya.
” Terkait keuntungan penjualan kambing ini akan saya bagi ke pekerja sebagai upah. Juga penjual rumput sebagai pakan ternak. Bagi keuntungan ini saya lakukan untuk meningkatkan nilai ubah, selagi bulan baik ini,” pengakuannya.
Penjualan kambing ini, diambil dari
para peternak di kampungnya sendiri, yakni Desa Kare. Karena Desa Kare merupakan lereng Gunung Wilis yang sejuk segar, sehingga menghasilkan kambing yang sehat dan berkualitas, pungkasnya.(yan/an)