Newscakrawala id ll||Sampang Pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) tahun 2025 di lembaga pendidikan SMP Negeri 2 Torjun, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang dirasa tidak transparan.
Pasalnya, kepala sekolah SMP Negeri 2 Torjun saat ditemui disekolah itu berbelit belit saat dikonfirmasi l, Jumat (25/04).
Guna mencegah terjadinya penyelewengan atau menjadi objek kepentingan oleh pihak-pihak tertentu, dilakukan konfirmasi disekolah itu. Salah satunya Mistuki aktivis Sampang bersama sejumlah awak media online menemui kepala sekolah SMP Negeri 2, Raden Haryati Hasyiani
Namun, setibanya diruang kerja Kepsek Haryati kepada awak media berbelit belit dan banyak berargumen ketika disinggung soal pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 2 Torjun.
Mistuki mengatakan , Kepala Sekolah Haryati ini pemegang diskresi penggunaan dana BOS yang setidaknya tentunya mengetahui kondisi kelayakan nya, namun saat disinggung Haryati berdalih dirinya tidak soal dana BOS di SMP Negeri 2 Torjun.
Ini sangat aneh dan lucu, menurutnya berbelit belit nya Kepsek Haryati ini banyak menutupi dan enggan terbuka adanya kucuran dana BOS. Bertele tele dan selalu berkata tidak tahu artinya Haryati tidak ingin transparan kepada awak media, ujar Mistuki.
” Jika disinggung pengelolaan dana BOS berdalih tidak tau, ini benar benar aneh, karena dana tersebut dari pihak pemerintah langsung mentransfer ke rekening kas umum negara kemudian mengirim ke rekening sekolah,” sebutnya.
Kedatangan nya ini tak lain bertujuan adakah pemangkasan dari birokrasi, dan mencegah praktik pungli oleh pihak pemerintah selain itu lembaga pendidikan/ sekolah bisa lebih cepat untuk menerima dana tersebut dan menggunakannya untuk operasional sekolah, terangnya menambahkan.
Akan tetapi, yang terjadi di lembaga SMP Negeri 2 Torjun ini berbeda dari sekolah lainnya, pasalnya pihak Kepsek Haryati tidak transparan dan memilih untuk menanyakan langsung ke pihak dinas pendidikan kesehatan Sampang di bidang Kabid SMP.
” Langsung saja ke bapak Toha bidang Kabid SMP di kedinasan pendidikan dan kebudayaan Sampang,” ungkapnya Mistuki menirukan penjelasan Haryati.
Setelah mendapat penjelasan itu, Mistuki bergegas mendatangi kantor dinas pendidikan dan kebudayaan Sampang utamanya ke bagian Kabid SMP, Toha, namun alhasil nya saat ditemui diruang kerjanya Toha sedang tidak ada dikantornya, pungkas nya. (Sal/Moh).