Hadiri Kongres Internasional Sama-Bajau di Banggai, Refliansyah : Jadi Wadah Melestarikan Kebudayaan di Kancah Global

Newscakrawala.id || Banggai. Menjadi Salah satu perwakilan Delegasi Bajau dari Kaltim, Refliansyah hadiri Kongres Internasional Sama-Bajau resmi dimulai yang diikuti delegasi dari 14 provinsi dan komunitas serumpun dari negara ASEAN, di Hotel Estrella Luwuk, Jum’at (13/12).

 

Kegiatan Kongres ini diikuti seluruh Perwakilan seluruh Indonesia dan Komunitas serumpun dari negara ASEAN itu seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura, serta delegasi UNESCO.

Kegiatan Kongres Internasional Sama-Bajau ini resmi dibuka oleh Pemerintah Provinsi Sulteng, via zoom.

Turut memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Kongres Internasional Sama-Bajau ini, Presiden Keluarga Kerukunan Sama-Bajau Dr. Ir. Abdul Manan dan Kepala Balai Pelestarian Wilayah XVIII Kementerian Kebudayaan, Muhammad Tang.

Usai pembukaan, Kongres Internasional Sama-Bajau dilanjutkan dengan Temu Raya. Agenda ini, peserta melakukan diskusi.

Diskusi dalam kongres mencakup strategi pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan bagi komunitas maritim.

Disampaikan Refliansyah selaku Delegasi Kaltim yakni dengan adanya kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan yang mendukung praktik perikanan berkelanjutan dan produk-produk ekonomi kreatif dari sumber daya laut.

Turut dihadiri dari akademisi dan Lembaga Riset: BRIN, Universitas Indonesia, Chulalongkorn University (Thailand), KITLV-Leiden University (Belanda), Universitas Halu Oleo, Universitas Tadulako.

“Kita tentunya berharap dengan adanya kongres Internasional Sama – Bajau ini, bisa lebih memperkuat Diplomasi Budaya Maritim, menjalin kolaborasi lintas negara untuk melestarikan budaya maritim ASEAN, memperkuat identitas budaya bersama, dan membuka peluang kerjasama ekonomi yang berbasis budaya,” Harapnya.

Refliansyah yang juga selaku sekretaris IKKB (Ikatan Kerukunan Keluarga Bajau Berau) mengharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan rumusan yang prinsip dalam pengelolaan maritim yang ada di Indonesia.

“Kita harus mampu mengelola hasil laut yang ada di setiap penduduk Bajau Samah yang ada seluruh Indonesia. Serta dapat Membangun peradaban adat sebagai nilai nilai kehidupan sebagai mana leluhur bajau sebelumnya,”Ungkapnya.

“Dan orang tua terdahulu juga sangat konsisten menjaga laut dan mengeksplorasi potensi laut sebagai kehidupan masyarakat Bajau Samah,” Ujarnya.

Tentunya, Kongres ini sebagai ajang mempromosikan Indonesia sebagai Negara Adidaya Budaya Maritim: Mengangkat tradisi Sama-Bajau sebagai bagian integral dari budaya Nusantara dan mempromosikan praktik ekonomi berkelanjutan yang berpijak pada kearifan lokal.

“Kita berharap Kongres ini juga bisa menjadi wadah bagi komunitas Bajau untuk memperkenalkan serta melestarikan kebudayaan mereka di kancah global, sekaligus menjadi inspirasi bagi upaya pelestarian kebudayaan berkelanjutan yang dapat memberi manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi seluruh masyarakat,” Pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *