BONTANG – 7 Agustus 2025 — Pemerintah Kota Bontang mengambil langkah tegas dalam menurunkan angka stunting melalui Seminar Ilmiah dan Edukasi Kesehatan yang digelar meriah di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Rabu (7/8). Dengan menggandeng Universitas Hasanuddin Makassar, seminar ini menjadi momentum strategis untuk menyatukan kekuatan lintas sektor dalam menuntaskan masalah stunting dari hulu hingga hilir.
Bertema “Stunting: Strategi, Kebijakan dan Pencegahan pada Ibu Hamil, serta Rujukan dan Terapi,” acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dan daerah, termasuk Ketua Komite I DPD RI Andi Sofyan Hasdam, akademisi Suryani As’ad, Dachryal Daud, hingga Rosmini Nurdin. Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Bontang Bahtiar Mabe dan Ketua TP-PKK Kota Bontang, Nur Kalbi.
Dalam sambutannya yang lugas, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyampaikan pesan keras sekaligus penuh kepedulian. Ia menyoroti masih adanya ibu hamil yang enggan memeriksakan kandungan secara rutin. Menurutnya, pemeriksaan minimal enam kali selama kehamilan bukan sekadar anjuran, melainkan tanggung jawab. Bahkan, ia menyebut bahwa ibu yang abai bisa dikenai sanksi.
“Ini bukan soal pribadi lagi, ini soal masa depan anak bangsa. Jika ibu hamil tidak kontrol rutin, kita akan beri teguran keras. Ini bentuk tanggung jawab kita bersama,” tegas Neni di hadapan ratusan peserta seminar.
Wali Kota juga menekankan peran vital kader posyandu sebagai ujung tombak keberhasilan program kesehatan masyarakat. Tanpa kader yang aktif dan inovatif, menurutnya, program stunting hanya akan menjadi slogan kosong.
Data terbaru menunjukkan keberhasilan Bontang dalam menurunkan angka stunting: dari 20,7% pada 2024 menjadi 17,48% per Mei 2025. Target besar telah ditetapkan: Zero Stunting.
Namun tantangannya tidak kecil. Salah satunya adalah tingginya kasus anemia pada ibu hamil. Suplemen zat besi seperti Jankis kerap ditolak karena efek samping mual. Sebagai solusi, Wali Kota menyarankan penggunaan suplemen alternatif seperti NXS yang lebih mudah dicerna tubuh, meski harganya lebih tinggi.
Seminar yang berlangsung sehari penuh ini ditutup dengan sesi kuis edukatif dan dialog interaktif yang disambut antusias. Pemerintah berharap, kegiatan ini tak hanya jadi forum ilmiah semata, tetapi juga menjadi pemantik kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan keluarga dalam mewujudkan generasi Bontang yang sehat dan berkualitas.(Adr)