JAKARTA – Peringatan Hari Anak Nasional 2025 yang seharusnya menjadi momentum kebahagiaan dan refleksi terhadap masa depan anak-anak Indonesia, justru dibayangi oleh kabar duka dari Garut, Jawa Barat. Seorang siswa SMA dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban perundungan. Tragedi ini kembali menggugah keprihatinan banyak pihak, termasuk Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), K.H. Aus Hidayat Nur.
Dalam pernyataannya, KH Aus Hidayat Nur mengungkapkan kesedihan mendalam atas insiden tersebut. Menurutnya, meskipun korban telah menginjak usia remaja, fokus utama dari kasus ini adalah pada masih maraknya praktik perundungan (bullying) yang menyasar kalangan pelajar—termasuk anak-anak.
“Apa kabar anak-anak Indonesia? Kabar wafatnya seorang siswa SMA di Garut akibat perundungan membayang-bayangi kita di Hari Anak Nasional ini. Memang, ia sudah remaja, tapi yang disoroti adalah kasus perundungannya yang menandakan bahwa persoalan ini belum usai dan masih terus memakan korban,” ujarnya.
KH Aus menekankan pentingnya peran aktif para pendidik dan orang tua dalam mencegah dan melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, khususnya perundungan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah dan sosial.
“Kapan negara kita bisa benar-benar bebas atau setidaknya minim dari tindakan tersebut? Kapan para pendidik dan orang tua menjadi garda pertama dalam melindungi anak-anak dari perundungan?” tambahnya.
Politikus senior PKS itu juga menuturkan harapannya agar peringatan Hari Anak Nasional di tahun-tahun mendatang tidak lagi dibayangi kasus-kasus serupa. Ia ingin melihat anak-anak Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung, sehat secara fisik dan mental, serta mampu berkembang sesuai potensi mereka.
“Semoga tahun depan, Hari Anak tak lagi terbayangi kasus Garut. Hingga kita bisa melihat mata para anak-anak berbinar cerah tanpa kabut air mata kegalauan,” ungkapnya dengan haru.
Tak hanya bersuara soal perlindungan anak, KH Aus juga menaruh perhatian pada penguatan literasi sejak usia dini. Ia mengaku gemar memperkenalkan buku kepada anak-anak dan cucu-cucunya sebagai bentuk dorongan untuk membangun generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
“Saya suka memperkenalkan buku kepada mereka, kepada cucu-cucu saya dan anak-anak lainnya, agar mereka memiliki kualitas literasi yang baik sejak dini. Literasi adalah kunci menuju peradaban yang lebih beradab,” tegasnya.
Mengakhiri pernyataannya, KH Aus menyampaikan ucapan selamat Hari Anak Nasional 2025 seraya mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan momen ini sebagai pengingat bahwa anak-anak adalah aset paling berharga untuk masa depan Indonesia.
“Anak Kuat, Indonesia Kuat. Menuju Indonesia Emas 2045.”